Ketika pindah ke New Delhi, ternyata saya punya banyak waktu luang. Sehingga ketika saya sempat mudik di bulan Maret yang lalu, saya putuskan untuk membawa mesin jahit Singer 8280 ini ke New Delhi. Karena mesin jahit ini masih lengkap dengan kotaknya, proses membawanya jadi lebih mudah. Kotak mesin jahit saya selotip di semua bukaan dan ketika sampai bandara saya bungkus plastik dan minta dipasang label “fragile”. Walaupun pada kenyataannya pas saya ambil bagasi, labelnya gak dipasang sama petugas check-in counter di Jakarta. #tepokjidat Alhamdulillah mesin jahitnya aman sampai di New Delhi.
Setelah itu, mesin ini sempat dititip di rumah teman di Bonn dan akhirnya baru dibawa oleh teman saya itu ketika dia pindahan kembali ke Jakarta di awal tahun 2015. Dan sejak saat itu, penggunaan mesin ini sangat terbatas karena saya lebih senang menggunakan mesin jahit Singer mama yang sudah jadul tapi enak banget dipakainya. Mesin ini saya pakai ketika saya harus menginap di Rawamangun dan orderan mesh bag sedang banyak.
Kenapa mesin ini yang saya pilih ketika itu? Alasan pertamanya adalah karena harganya di bawah 100 Euro karena sedang ada potongan harga, sesuai dengan budget yang saya miliki saat itu. Mesin ini saya beli di Amazon.com. Kalau di Toko Aneka Mesin Jahit yang berada di Jalan Pangeran Jayakarta, mesin ini termasuk kategori C. Sementara Janome SUV 1122 yang pernah saya tulis sebelumnya masuk kategori C+.
Pertama kali saya pakai mesin ini, terasa berbeda dengan mesin jahit Singer jadul mama. Pedal pengatur (foot controller) mesin jadul itu sudah empuk sekali sehingga diinjak sedikit saja, mesin sudah bergerak. Sementara pedal pengatur mesin ini terasa cukup keras dan saya masih harus beradaptasi. Setelah saya pakai 1,5 bulan ini, saya sudah dapat mengendalikan mesin ini dengan cukup baik. Pedal pengatur yang agak keras membuat mesin ini rasanya seperti tersendat-sendat.
Sebelum dibawa ke India, mesin ini sempat saya servis satu kali karena tiba-tiba benangnya tidak tersangkut dengan benang di sekoci. Setelah saya coba utak-atik sendiri berdasarkan info dari YouTube dan tidak berhasil, akhirnya saya panggil Pak Ohan. Setelah itu mesin ini sudah berfungsi kembali dengan baik.
Mesin ini cocok untuk pemula karena pilihan jenis jahitannya cukup sederhana. Tidak terlalu banyak macamnya tetapi semua cukup berguna. Untuk membuat lubang kancing melalui 4 langkah. Bisa digunakan untuk bahan yang tipis sampai tebal seperti jeans.
Perawatannya cukup mudah, cukup memberi minyak pada bagian dalam tempat sekoci (lihat buku petunjuk). Mesin ini tidak seperti mesin lama yang mesti diberi minyak di banyak tempat. Dari hasil baca-baca, jika mesin dipakai setiap hari, sebaiknya mesin diberikan minyak setiap minggu. Apabila penggunaan seminggu sekali, minyak diberikan setiap sebulan sekali. Sedangkan jika digunakan sebulan sekali, mesin diberi minyak setiap 3 bulan sekali. Selain pemberian minyak, debu-debu serat kain dan benang perlu dibersihkan berkala. Membersihkannya bisa dengan membuka bagian needle plate, feed dog, dan hook (lihat buku petunjuk) lalu disikat dengan sikat yang sudah disediakan atau sikat lain yang didedikasikan untuk mesin jahit.
Selama pemakaian intensif 1,5 bulan (dipakai selama sekitar 8–9 jam/hari), mesin ini sempat mendadak ngambek tidak mau memberikan jahitan seperti semenit yang lalu. Benang bagian atas seperti tidak ada tahanan karena cenderung longgar di bagian bawah jahitan. Rasanya sudah mau menangis dan ingin telepon Pak Ohan tukang servis mesin jahit langganan. Tapi karena jauh, terpaksa saya nonton YouTube yang banyak dan mencoba membongkar mesin sendiri (sambil was-was takut tidak bisa memasang kembali bagian-bagian yang dilepas). Akhirnya masalahnya ditemukan yaitu ada potongan benang yang tersangkut di tension disc. Butuh 3,5 jam untuk memecahkan masalah kecil itu tapi hati senang karena mesin kembali berfungsi dengan baik dan tidak perlu dibongkar total :p
Sekarang sih cinta banget lah sama Singer ini. Saya sudah mulai mengenali wataknya.