Mungkin bahasan hangat sekarang di milis ini tentang plastik, styrofoam, betrik dan seli.
Tapi saya pengen sedikit curhat, mungkin yang mengerti bisa membahas ini dengan kita atau orang2 yang berkepentingan.
Cerita ini dimulai dari 2 minggu terakhir ini saat Dinas pertamanan mulai sibuk membabat pohon2 di jalur hijau. Yang jadi ganjelan di hati saya:
Ini kan musim panas, kenapa pohon-pohon itu dibabat abis, padahal pohon itu berguna banget buat melindungi dari panas yang sudah sangat tidak bersahabat akhir2 ini karena issue global warming yang lagi hangat dibicarakan.
Bukannya pohon2 itu berguna juga untuk membantu kita mengatasi polusi udara, karena mereka mengolah CO2 yang kita hasilkan menjadi O2 sehingga kita bisa tetap bernapas dengan enak. Dan bagian yang mengolah itu adalah daun2 yang dibabat habis (atau ditinggalkan satu cabangnya saja). Kalo gitu, kita menghirupkan lagi CO2 yang kita hasilkan. Soalnya daunnya gak mampu atau harus kerja keras banget buat mengolah CO2.
Hal ini paling bikin saya merasa kasihan dengan pohon2 itu. Bukannya kerja pohon itu untuk tetap hidup akan semakin berat karena gak ada daunnya yang bisa memberikan energi buat mereka tumbuh dan tetap hidup. Emang sih mereka tetap hidup sampai saat ini, tapi kan kasian pohonnya.
Sebenarnya ada gak sih aturan di pemerintah tentang tata cara menata pepohonan itu. Kalo memang dipotong untuk mengarahkan bentuk pohon supaya tidak menjulur2 keatas jalan, bukannya dari awal ditanam harusnya udah dibikin supaya dia tumbuh teratur. Trus kalo udah terlanjur tumbuh berantakan, bukannya harusnya dimaintain secara bertahap, bukan dengan dibabat habis.
Tapi saya memang tidak tahu bagaimana kebijakan pengelolaan jalur hijau di kota jakarta atau Indonesia. Gemes rasanya, kalo kita ngomongin mengurangi polusi tapi pohon2 yang membantu kita mengurangi polusi dibabat habis. Saya sih kasian banget sama pohonnya.
Mungkin ada yang mau sharing?
Rethia Syahril
Notes: Surat ini saya tuliskan di milis greenlifestyle. Tapi jawaban yang ada masih belum memuaskan saya.